Hari Guru di SMA Negeri 3 Selong

    Pagi itu hari senin, waktunya untuk melakukan rutinitas pagi di sekolah yaitu upacara bendera, sebagian siswa siap mengambil posisi paling belakang, dengan berbagai alasan, mulai dari : agar tak kepanasan, dapat menggosip, biar bisa nyantai dan lain-lain. Pelaksanaan upacara bendera sering menjemukan! sehingga para siswa sering kali mengeluh salah satunya pada saat sambutan pembina upacara. Biasa, karena pembahasannya selalu panjang, sedangkan sinar matahari sering membuat beberapa peserta upacara pingsan kepananasan. 
   Beberapa urutan upacara telah dilakukan, namun ada yang sedikit berbeda dari upacara hari ini karena setelah pembacaan pembukaan UUD 1945 masih ada pembacaan tentang kode etik guru. Ternyata hari ini adalah peringatan hari Guru yang jatuh pada tanggal 26 November 2012.
   Serangkaian upacara telah terlaksana, para siswa bersiap untuk memasuki kelas masing-masing. Namun langkah mereka terhenti karena ternyata masih ada satu acara lagi untuk memperingati hari guru yaitu pementasan drama yang akan dibawakan oleh para anggota OSIS SMA Negeri 3 Selong. 
   Drama tersebut berkisah tentang kehidupan Oemar Bakri sebagai guru yang senantiasa selalu bertanggungjawab dalam menjalankan kewajibannya sebagai seorang pengajar. Dari pementasan drama tersebut dapat kita petik pelajaran bahwa " dalam menjalankan kewajiban yang diembankan kepada kita, hendaknuya dilaksanakan dengan penuh rasa tanggungjawab dan yang terutama dijalankan dengan ikhlas." 
   Bel tanda memulai pelajaran berbunyi, para siswa bersiap untuk memasuki kelas masing-masing untuk mengisi otak kosong mereka dengan ultimatum dari pelajaran-pelajaran hari itu. Namun sebelum menerima pelajaran, suasana terlihat berbeda dikelas X-6 dan X-3, mereka merayakan hari guru lebih awal dengan bernyanyi bersama dan makan kue bersama. 
   Waktu yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba!!! Saatnya istiraha. Terlihat para anggota OSIS memberi kejutan di ruang guru dengan bernyanyi dan memotong kue bersama para guru. Kesibukan lain terlihat disetiap kelas, mereka sibuk merayakan hari guru bersama wali kelas masing-masing. 
   Berbeda dengan kelas lainnya, disalah satu kelas tepatnya di XII-IPA 2 nampak keriuhan membahana, potongan kue dimana-mana, muka para siswa tertutup oleh kue-kue yang terlempar. Canda tawa itu hanya bersifat sementara, karena setiap tindakan yang kita lakukan pasti memerlukan pertanggungjawaban, dan disinalah mereka sekarang berdiri didepan tiang bendera dengan pakaian yang awut-awutan diiringi muka sangar kepala sekolah yang tampak marah karena tindakan mereka. Eksekusi tersebut berakhir dengan dipulangkannya beberapa siswa dari kelas XII-IPA 2. 
  Dengan penuh ikhlas dan rendah hati mereka tundukkan kepala dan melangkahkan kaki keluar dari sekolah. Disetiap musibah yang kita hadapi pasti ada hikmah di baliknya, seharusnya begitulah kita berpikir untuk menerima cobaan kawan... (sabar) :) 

Jadi, kesimpulan apa yang dapat kita ambil dari perayaan hari guru?

Tidak ada komentar: